Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia

Sebanyak 150 pengelola berbagai jenis perpustakaan, pustakawan dan tenaga perpustakaan di perpustakaan umum, khusus, dan akademisi dari seluruh Indonesia mengikuti Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-4 di Samarinda. "Saya berterima kasih kepada Perpustakaan Nasional karena telah percaya kepada Kaltim untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan KPDI ke-4 ini," ucap Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak saat pembukaan acara tersebut di Hotel Mesra Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (8/11/2011). Menurut Gubernur, Konferensi Perpustakaan Digital merupakan salah satu cara dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), sedangkan peningkatan SDM adalah bagian dari pendidikan, sehingga hal ini sesuai dengan program Kaltim dalam upaya peningkatan SDM. Sementara itu, Kepala Perpustakaan Daerah Kaltim Syafruddin Pernyata mengatakan, Kaltim dipercaya menjadi tuan rumah dilatarbelakangi penyelenggaraan KPDI ke-3 yang digelar di Bandung pada 2010. Saat itu secara aklamasi, peserta memilih Kaltim menjadi tuan rumah pada KPDI ke-4. Sedangkan konferensi yang diikuti 33 provinsi ini berlangsung selama tiga hari yakni mulai 8 hingga 10 November 2011. Dari kegiatan tersebut diharapkan terbangun kesadaran bagi para pengelola perpustakaan, yakni tentang pentingnya mewujudkan interoperabilitas antaranggota jejaring perpustakaan. Dalam konferensi ini menghadirkan Christel Mahnke dari Goete Institute yang membawakan materi berjudul "Recent Development of Digization Germany and Europe". Nara sumber lainnya adalah Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Irianto Lambrie dengan materi tentang Dukungan Pemprov Kaltim Terhadap Pembangunan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Perpustakaan, dan Ir Zainal Hasibuan dari Dewan TIK Nasional. Berdasarkan jadwal yangtelah disusun, lanjut dia, peserta konferensi juga akan melakukan peninjauan ke Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim dan Museum Mulawarman di Tenggarong. Selama ini, lanjut dia, pihaknya terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses buku-buku diBadan Perpusatakaan, di antaranya melalui Perpustakaan Digital. Dia menambahkan, jika dulu para pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum hanyamenerima layanan yang terbatas dan konvensional, maka sekarang sudah bisa diakses melalui pengembangan jejaring Perpustakaan Digital. Perpustakaan, lanjut dia,dulu hanya berisi buku-buku, namun perpustakaan modern saat ini ditambah dengan berbagai kebutuhan zaman, seperti ribuan keping VCD yang berisi tentang berbagai ilmu pengetahuan, termasuk juga jejaring melalui internet sehingga terkoneksi antarperpustakaan lain di Indonesia. Sumber : ANT

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment